Scholars & Umarak why not congenial ( Kenapa Ulama & Umarak Tak Sehaluan )

| |

A hir-ahir ini kita dapat melihat ada bermacam-macam gejala yang kurang baik berlaku dalam masyarakat islam kita.Gejala ini mungkin timbul di sebabkan musuh-musuh Islam yang tidak mau melihat ( Umat Islam bersatu ).
Orang-orang yang di luar Islam seolah olah tidak suka ataupun tidak senang melihat kesatuan Umat Islam dalam bentuk apa jua success Islam, dan mereka sengaja membuat satu masalah dan akibatnya dapat menimbulkan berbagai hal yang dapat memecahkan kesatuan Islam.
Sama ada kita sadari atau tidak, pada hakikatnya hal-hal ini telah wujud dalam masyarakat kita.Satu dari padanya contoh sebagian kecil bisa kita lihat yaitu antara "Ulama" dan Umrak, Seolah-olah sudah tidak sehaluan lagi.
Sudah tidak ada persepahaman di dalam bidang agama seolah-olah antara Ulama dan Umarak ada masalah yang belom selessai.
Masing-masing menyalahkan antara satu dengan yang lain.
Kenapa kita harus berperang ?, Bukankah Islam itu sudah mengingatkan kita kepada satu?
Apapun kita, dan dari manapun kita datang bahkan walaupun perbedaan kulit , Islam tetap satu.Untuk berselisih perkara kecil yang tiada menguntungkan kita sudah laam berlalu.
Kita tidak perlu lagi bertengkar hanya kerana soal kecil dan remeh.kenapa soal Politik dan kewibawaan seseorang yang kita pertikaikan ?
Seharusnya kita saling menjaga kerukunan antara umat seagama.
Islam ialah mengngikat kita dengan aqidah dari manapun kita datang , apapun warna kulit kita , kalau akqidah sama maka kita adalah bersaudara.
Sudah sampai masanya untuk kita mengatur barisan umat Islam.kerana sekarang kita harus bersedia dan waspada untuk menghadapi tantangan yang lebih besar dan yang lebih hebat.
Musuh Islam sedang berusaha untuk menyingkirkan dari pada kesatuan kita.Mengahantam Islam secara rerang terangan dan mereka tidak berani kerana umat Islam fanatik kepada Agama.
Cara mereka ialah untuk masuk kedalam orang Islam dengan membuat keonaran , finah dan sebagainya dan mencoba untuk mengajak pemuda pemudi keluar dari Islam , dan kesemuanya itu adalah strategi musuh Islam dan di antara contoh lainnya bisa kita lihat tidak bolehnya beri salam dan mereka mencuba belajari seperti mana yang terbaik untuk memberi salam, tidak juga contoh lainnya tidak bolehnya memakai serban.Bicara di tengngah-tengah masyarakat Islam yang seolah-olah untuk kepentingan Islam, akan tetapi sebaliknya ialah mahu menghancurkan islam dari dasar inti Islam .
Ulama di adukan dengan ulama, mu di adukan dengan mufti, umat islam bertengkar sesama sendiri kerana perbezaan politik dan sebagainya.Maka Jadilah umat islam sepeti nasib jantung pisang.
P ara Ualam kita bekerja dengan kerajaan haruslah berani nenegur kalau di dapati ada pemimpin yang terlanjur ataupun terlanjur berbicara hal-hal yang berlawanan dengan hukum maka hendaklah di tegur dengan jujur.janganlah di biarkan begitu sahaja sehingga isu yang di timbulkan oleh pemimpin politik itu dapat menjadi isu di kalangan umat islam.
Sikap "mengapu" yang tidak pernah pada tempatnya hendak lah kita kikis dan berkata benarlah walaupun pahit begitulah Nabi S.A.W berpesan kepada kita.
Masalah hukum agama tidak boleh bertolak angsurkan haram itu jelasnya.
Ulama dan umarak seharusnya bersatu dalam kepentingan Islam dan seharusnya kita tidak boleh saling bercakaran antara satu sama lain sepanjang masa hanya soal kecil atau remeh.
Para Ulama tidak menerima gaji tunjangan dari pemerintah dan janganlah terlalu di kritikel. dan para ulama kita janganlah selalu mencari-cari kesalahan pemerintahan dan pemimpin politik setiap kali berceramah ,berkuliah,maka kepemimpinan pekerjaan menjadi sasaran mereka .apa yg di lakukan oleh kerajaan dan apa yg di sebut oleh pemimpin berhubungan dengan kenaikan taraf Umat islam.itu semua tidak betul.
Pemimpin kerajaan semua di keritik dan di hubungkaitkan dengan politik. serta kepentingan parti politik.Gejala inilah yang menimbulkan peraturan politik yang tidak sehat agama di campur adukan dengan perjuangan sebuah politik parti.
Apa yang patut di lakukan oleh para ulama yaityu dengan menyusun umat seagama.
Baju kita telah bebeza.Bendera boleh neraneka warna. perbezaan antara kita jangan di perbesar, tetapi persamaannya yang perlu kita cari.
tetapi kalau kita sering berppecah, satu kali kalimat dan satu ke barat dan ketimur , tidak ada persamaan, maka rugilah kita sendiri yaitu umat Islam.
Untuk meninggikan martabat untuk beragama, kita mesti berkeyakinan, bahwa kita memiliki Islam, yang tinggi dan tidak akan ada yg lebih tinggi lagi selain dari Islam.Kalau kita berbicara mengenai Islam itu sendiri ia jelas terlalu tinggi dan memang bermartabat akan tetapi bila kita berbicara mengenai umatnya, maka samalah seperti kita bermain layang-layang, dimana layangnya tinggi, sedangkan yang bermain layang tersebut tetap di bawah.
Perbedaan pendapat, sama dan dalam bidang agama, dan politik jangan di jadikan sebagai sebab untuk saling kita berpecah dan bercakaran antara satau sama lain.akan tetapi kita harus saling hormat menghormati satu sama lain.
Ketegangan yang ada jangan di tambahkan lagi, yg penting persamaan perlu kita cari dan bukan perbedaan yang harus kita perbesarkan.
I slam telah mengikat kita pada tali aqidah dan marilah kita pegang sekuat-kuatnya.
Alqur´an tidak melarang kita berbeda pendapat, dan hadis juga tidak melarang.Akan tetapi di dalam alqur´an dan hadis melarang kita dari pada berpecah belah.
Bagi golongan umarah apa bila soal agama di campur adukan dengan opiltik yang di anggapnya mempunyai motif dan kepentingan individu dan politik maka golongan umarah merasa di tantang.
Golongan ulama kadang – kadang dalam ceramah – ceramah dan kuliah agama sering tersasul mengkeritik Umarah dengan keras. Kadang kala golongan umarah yang kurang pengetahuan agama, berbicara hal – hal agama yang melibatkan soal hukum.
Hukum Allah dalam alqur´an tidak boleh berubah, akan tetapi pelaksanaan hukum itu sahaja yang boleh kita pertikaikan berdasarkan masalah tersebut.
Satu jalan yang paling baik ialah bagi golongan Umarah yang kurang berpengetahuan agama hendaklah memohon ke ulama yang di lantik kepada mereka agar kiranya di minta untuk nasihat agama dan jikalau ada pemimpin mau berbicara ataupun mau menegur para ulama kita. Begitu juga para ulama yg bekerja di pemerintahan seharusnya memberi nasihat kepada pemimpin yang bercakap mengenai agama yang berlawanan dengan hukum agama.
Jangan biarkan sehingga orang – orang di luar Islam turut mengambil kesempatan menyokong dan ahirnya timbullah pemikiran yang kurang menyenangkan.
Oleh karna ada ulama sama ada dari dalam atau dari luar pemerintahan haruslah bersama untuk menyelesaikan setiap masalah dengan penuh hikmah dan bijaksana.
Inilah fungsi dan tugas para ulama ataupun cendekiawan Islam pada era Islam sejagat dalam usaha membentukan perkara yang tidak betol, mempromosikan Islam itu dengan sebaik baiknya supaya kita tetap berpegang pada yang satu.
Sebenarnya tantangan yang akan kita hadapai adalah jauh lebih besar san lebih besar lagi. Orang orang di luar islam ( Yahudi ) memang tidak senang melihat umat Islam bersatu. Nilai jangan terperangkap dengan takktik mereka.
Orang orang bukan Islam sengaja menimbulkan rasa sengketa antara kita. Dengan menimbulkan hal hal yang boleh membawa kepada perpecahan.
Kalau kita salah langkah maka mereka akan mengambil kesempatan dari sikap kita tadi untuk menghancurkan kita semua.”Ingatlah”

Posted by Cerpen on 1:11 AM. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

sdads468x60>

0 komentar for "Scholars & Umarak why not congenial ( Kenapa Ulama & Umarak Tak Sehaluan )"

Leave a reply