Awas Taklid Buta dan Ta`sub Mazhab
Demi menghindari menyebarnya taklik buta dan ta`sub mazhab, satu hal yang perlu kita perhatikan oleh setiap orang Islam ialah, bahwa agar menjadi jiwa yang kritis ” ruh al-istiqamah” ( al-intiqad) kedalam jiwa para pelajar, para guru, pemuda-pemudi dan bila perlu seluruh komponen masyarakat dalam kehidupan.
Dengan jiwa yang kritis “ ruh al-intiqad”, ianya adalah satu.satunya jalan yang dapat mencetuskan jiwa yang dinamik, dimana ianya kemudian dapat melahirkan pemuda-pemuda yang bertanggung jawab dalam melaksanakan segala bidang-bidang tugas yang diamanahkan kepada mereka bagi keuntungan agama, bangsa dan negara secara keseluruhan. Kita mesti menyadari dan menginsafi bahwa tanpa jiwa tersebut , seseorang tidak akan dapat meletakkan dirinya sebagai seorang yang progresif dan refolisioner. Hal ini sebenarnya merupakan satu masalah yang menyelubungi hamper keseluruhan pelajar pelajar di negara kita. Dan akibat ketidak adaan jiwa yang kritikel ini, maka masyarakat kita, pelajar-pelajar kita dan Islam kita selama ini memang masih berada dalam tahap kekolotan dan ianya memang masih sangat jauh dari tuntutan al-Qur´an dan Islam secara keseluruhannya.
Sebenarnya apabila kita perhatikan dan merenung kembali keseluruhan isi kandungan al-Qur`an, maka ternyata bahwa al-Qur`an senantiasa menganjurkan agar umad Islam benar-benar dapat menggunakan akal dan pikiran mereka bagi memecahkan dan menyelesaikan setiap masalah yang timbul dalam kehidupan. Banyak sekali yang Allah katakan dalam al-Qur`an sebagai petunjuk sebab akibat yang disertai dengan pertanyaan kepada kita manusia seperti ” afala tatafakkarun? afala ta`qilun dan afala tatazakkarun” yang artinya ” apakah kamu tidak berpikir?, apakah kamu tidak mengingat? dan apakah kamu tidak berakal?” dan begitulah seterusnya banyak sekali ayat-ayat kitab suci al-Qur`an yang mengandungi arti-arti tersebut bagi keterangan dari Tuhan langit bumi kepada kita hamba-Nya ini.
Hal ini saja sudah cukup bukti bahwa, sebenarnya Islam itu suatu agama yang menjadikan dan meletakkan ” akal pikiran” sebagai neraca pertimbangan bagi menyelesaika setiap masalah dengan menggunakan al-Qur`an sebagai pedoman dan pegangan bagi kita umat Islam serta Rasulullah s.a.w sebagai tauladan bagi kehidupan kita kita umad Islam.
Sesuai dengan sikap Islam yang demikian rupa maka Islam sangat mencela dan mengecam pikiran yang beku atau taklid buta melulu yang tidak sesuai dengan tuntutan al-Qur`an . Allah S.W.T berfirman: ” Dan janganlah kamu turut apa yang kamu tidak punya pengetahuan atasnya!, karena sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati itu bakal ditanya atas tindakannya itu”. ( S. al—Isra`: 36).
Jadi berdasarkan ayat tersebut, nyatalah bahwa taklid buta dalam urusan adalah sesuatu sikap yang sangat bertentangan dengan dengan ajaran Islam itu sendiri. Karena sikap yang demikian akan melahirkan akibat-akibat yang buruk bagi perkembangan akal dan pikiran manusia yang menghalang kemajuan sivilisasi kemanusiaan itu sendiri. Tokoh sosialis Islam Ibnu Khaldami mengatakan: ” Antara faktor terpenting yang menyebabkan masyarakat Islam menjadi mundur dan beku ialah karena tebalnya roh taklid buta yang menyelubungi sebagian besar dalam jiwa masyarakat Islam”.
Dari kenyataan dari seorang ahli pikir sosial ini, kita dapat mengambil satu kesimpulan bahwa setiap pemuda Islam yang insaf adalah sangat-sangat mengharapkan dan merindukan satu perubahan besar dalam masyarakat Islam atau suatu ”revolusi” yang menuju ke arah yang melahirkan sebuah masyarakat Islam yang adil dan bebas sebagaimana yang telah direalisasikan oleh umat-umat Islam yang terdahulu, dimana mereka mampu mewujudkan persatuan dari sebuah kehancuran itu sendiri. Allah swt berrfirman: ” Umat pertengahan yang menjadi saksi kepada semua umat manusia”( S. Al-Baqarah:143)
Suatu masyarakat yang netral yang dapat diterima oleh seluruh hati nurani manusia itu sendiri atas segala perbuatan dan tindakannya yang benar-benar menjadi contoh bagi seluruh umat manusia.Dalam pada itu Satu perkara yang perlu dipehatikan disamping kesedaran yang sedia ada ialah, apapun yang kita domba-dombakan tidak akan tercapai tanpa jiwa-jiwa yang adil dan kritis ”roh al-antiqad” dalam jiwa pemuda-pemuda Islam. Jika ilmu pengetahuan moderen,sain atau penyelidikan-penyelidikan mutakhir menjadi syarat mutlak terpenting untuk mencapai sebuah kemajuan bangsa, maka jiwa adil yang kritis ”roh al-antiqad” adalah sama pentingnya dalam usaha menyatukan,membangunkan dan memajukan masyarakat Islam yang adil dan progresif atau projektif.
Jiwa adil yang kritis adalah satu satunya jiwa yang mampu melahirkan dan memajukan pemuda-pemuda Islam yang progresif dan dinamis.Maka seharusnyalah pemuda-pemuda Islam dan selurul orang-orang Islam dibumi Tuhan ini membuang jauh-jauh rasa taksub mazhab,sentimen mazhab,dan taklid buta yang melulu yang selama ini adalah menjadi penghalang yang menyelubungi alam pemikiran kita.Taklid-taklid bodoh inilah yang selama ini melahirkan dan menyebabkan segala masalah yang timbul seperti koropsi atau sogok menyogok yang meraja lela . Sedangkan amalan-amalan ini adalah amalan jahiliah yang diperangi oleh Nabi Muhammad saw.
Sebab amalan koropsi dan sogok menyogok inilah juga yang menyebabkan banyak orang menjadi bodoh dan menjadi pemakan uang haram dan bahkan lebih berbahaya lagi akibatnya sampai ke arah bunuh-membunuh dengan alasan perjuangan dan segala macam ayat-ayat syetan,padahal hanya untuk menutup-nutupi rahasia kebodohan mereka masing-masing yang sudah dikuasai syetan yang menjadi musuh yang nyata bagi umat manusia.Allah swt menghendaki kita berjuang atau berjihat untuk menghilangkan fitnah, bukan sebaliknya mendatangkan fitnah. Maka insaflah wahai kita semua manusia.
Sudah tiba waktunya di jaman pembangunan ini adalah kesadaran pemuda-pemuda Islam untuk berusaha mengubah diri kita sendiri kearah yang dapat membangun sebuah tamadun yang berasaskan ari-ari Islam yang seiring dengan tuntutan al-Qur`an yaitu yang dibawa oleh Rasulullah saw. Pada hakikatnya ajaran Islam itu bukan hanya terbatas kepada sesuatu pendapat mazhab saja. Akan tetapi ianya adalah sangat luas atau universal. Syariat Islam diturunkan berdasarkan kepada satu kepentingan umum berbeda-beda menurut tarbiah,suasana dan keadaan alam sekeliling.
Jadi amat bertentangan dengan roh Agama Islam itu sendiri sekiranya dalam sesuatu perkara yang bersifat fari`i (tidak pokok), kita bermati-matian melulu memegang pendapat seseorang ulama tertentu dan memaksakannya keatas orang lain walaupun ternyata bahwa pendapat tersebut sangat bertentangan dengan kenyataan yang wujud.Sebab itulah kita katakan bahwa semua yang tercatat dalam kitab-kitab agama tersebut ,bukan semuanya tepat dan sesuai dengan tuntutan al-Qur`an dan sunnah nabi itu sendiri. Apa lagi kita tidak mempunyai daya saring yang kuat.Apapun kalau kita tak bersatu kata dan kerja sama yang ikut dan menurut suruhan al-Qur`an, kita akan selalu gagal untuk mewujudkan impian kita yang di tuntut oleh hati nurani kita dan generasi bangsa kita yang akan datang.Kita masih belum mampu mengembalikan kita dan bangsa kita kearah bangsa yang pertengahan yang akan menjadi saksi bagi seluruh umat manusia.Yang hak adalah adalah satu yaitu al-Qur`an sebagai petunjuk dan Rasulullah saw sebagai contoh dan tauladan bagi semua orang Islam.”Takdir perubahan ada di tangan kita.Sedangkan Allah swt maha Menentukan”.Gunakan akal dan pikiran untuk memutuskan segala kesimpulan.WASSALAM.###